Bahan tambahan pada makanan (zat aditif) digunakan untuk membuat makanan tampak lebih menarik dan tahan lama. Namun, ada beberapa bahan tambahan makanan yang mempunyai pengaruh buruk terhadap kesehatan dan tidak bernilai gizi. Salah satu bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan adalah Boraks.
Masyarakat awam mengenal boraks dengan nama Bleng atau Cetitet. Zat yang berbentuk kristal lunak ini mengandung unsur boron, berwarna putih, tidak berbau serta stabil pada suhu dan tekanan normal. Jika larut dalam air, boraks akan menjadi natrium hidroksida (NaOH) dan asam borat (H3BO3).
Umumnya, boraks sering digunakan pada industri non pangan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik dan pengontrol kecoak. Namun, sayangnya penggunaan boraks sering disalahgunakan dalam pangan. Hal ini sangat berbahaya karena dapat meracuni manusia.
Tanda keracunan boraks sebagai berikut:
1. Gejala akut
muntah-muntah, diare, kejang dan depresi susunan saraf pusat.
2. Gejala kronis
nafsu makan menurun, gangguan pencernaan, gangguan susunan saraf pusat, dan kanker.
Untuk lebih mewaspadai makanan yang Anda konsumsi, maka tak ada ruginya mengetahui ciri-ciri makanan yang sering ditambahi boraks, seperti mie basah, bakso, lontong, dan kerupuk. Pada produk makanan tersebut, jika di dalamnya mengandung boraks maka tekstur akan sangat kenyal dan renyah, warna cenderung lebih menyolok, terasa gurih dan dapat memberi rasa getir di lidah.
Penting bagi masyarakat untuk bersikap selektif sebelum membeli makanan. Salah satu indikator adanya bahan kimia dalam makanan adalah dengan memperhatikan ada atau tidaknya lalat yang mau mengerumuni makanan seperti pada daging ayam, daging sapi, ikan, bakso, mie, kerupuk, dan lain-lain.
Jika tidak ada lalat yang mengerumuni makanan tersebut maka patut dicurigai. Sebab lalat tidak mau hinggap pada makanan yang mengandung bahan kimia. Namun, pembeli juga harus waspada bila lalat yang mengerumuni jumlahnya cukup banyak, karena dikhawatirkan makanan itu sudah membusuk.
Hal lainnya yang bisa memastikan bahwa makanan mengandung boraks atau tidak yaitu melakukan uji makanan dengan tusuk gigi dan kunyit. Cara ini merupakan inovasi dari siswa SMAN 3 Semarang, yakni, Dayu Laras Wening dan Luthfia Adila yang berhasil meraih juara 3 dalam lomba karya ilmiah National Young Inventor Award yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Cara uji boraks pada makanan yang dilakukan oleh dua pelajar ini sangat sederhana, murah, dan tidak ada pengaruh apapun pada makanan.
Bahan:
- Siapkan kunyit yang sudah tua secukupnya
- Siapkan tusuk gigi
- Siapkan Blender/alat penumbuk/parutan
- Siapkan wadah untuk merendam
- Cuci bersih kunyit
- Haluskan kunyit tanpa menambahkan air
- Masukkan cairan kunyit pada wadah dan rendam dengan tusuk gigi minimal 30 menit.
- Keringkan tusuk gigi tersebut dengan diangin-angin, jangan di jemur terkena sinar matahari langsung.
- Setelah kering tusuk gigi sudah siap digunakan untuk uji makanan.
- Ambil tusuk gigi kemudian tancapkan pada makanan yang kita curigai.
- Biarkan 5 menit dan amati
- Apabila tusuk gigi berubah warna menjadi merah bata atau kecoklatan, berarti makanan tersebut positif mengandung boraks.
- Untuk makanan yang bersifat kering seperti kerupuk dll, maka hancurkan dulu makanan tersebut kemudian beri air setelah itu baru siap untuk dites.
Menjadi konsumen yang cerdas sangat perlu dilakukan untuk mengantisipasi kecurangan para pedagang “nakal” yang mengabaikan kualitas produksinya dan hanya mengejar keuntungan semata. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar