Seseorang yang berprofesi sebagai rekam medis, sangat penting untuk dapat melakukan pelayanan terbaik di sebuah lembaga kesehatan. Dimana peranannya sendiri cukup besar dalam sebuah lembaga kesehatan khususnya rumah sakit. Rekam medis bertugas memberikan pelayanan dengan bukti keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam secara lengkap dan terperinci.
Peranan Rekam Medis
Perekam medis di sarana pelayanan kesehatan mempunyai dua peran yaitu peran sebagai manajer dan peran sebagai staf.
Manajer
Perekam medis harus mampu menjalankan fungsi-fungsi manajerial untuk mengembangkan unit rekam medis, meliputi : perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Sebagai contohnya, tugas manajemen di unit rekam medis yaitu manajemen sumber daya manusia, manajemen peralatan dan fasilitas termasuk ergonomic ruangan, dan manajemen pengelolaan rekam medis menjadi informasi kesehatan.
Staf di sarana pelayanan kesehatan
Seorang perekam medis diharuskan oleh organisasi profesinya untuk dapat menjalankan fungsi-fungsi sesuai dengan ketujuh kompetensinya. Ketujuh kompetensi tersebut adalah:
Klasifikasi dan Kodifikasi Penyakit, Masalah-masalah Yang Berkaitan Dengan Kesehatan dan Tindakan Medis
- Aspek Hukum dan Etika Profesi
- Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
- Menjaga Mutu Rekam Medis
- Statistik Kesehatan
- Manajemen Unit Kerja Rekam Medis
- Kemitraan Profesi
Sebagai seorang staf di unit rekam medis diharapkan mampu untuk menjalankan fungsinya dari klasifikasi & kodifikasi penyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis sampai dengan kemitraan profesi.
Tanggung Jawab Petugas Rekam Medis
Personil rekam medis bertanggung jawab untuk mengevaluasi kualitas rekam medis itu sendiri guna menjamin konsistensi dan kelengkapan isinya dalam rangka membantu dokter dalam penganalisaan kembali. Sehubungan dengan hal ini, personil rekam medis harus berpegang pada pedoman sebagai berikut :
Memastikan semua diagnosis, riwayat penyakit, dan catatan pemeriksaan fisik dicatat dengan benar pada dokumen rekam medis. Pencatatan menggunakan simbol, tanpa adanya singkatan.
Dokumen rekam medik harus memuat catatan perkembangan pasien selama diberikan penanganan dan perawatan. Seperti hasil laboratorium, x-ray, dll. Catatan tersebut merupakan gambaran kronologis dan analisa keadaan pasien.
Semua lembar dokumen rekam medis yang mencakup catatan apapun harus diberi tanggal setiap adanya tindakan medis. Juga harus membubuhkan tanda tangan dari dokter yang memberikan penanganan.
Pasien diberi hasil resume rekam medis saat pulang. Resume berisi ringkasan tentang penemuan, kejadian penting selama pasien dirawat, keadaan waktu pulang saran dan rencana pengobatan selanjutnya.
Agar catatan rekam medis berkualitas, dokter yang menangani pasien harus melakukan evaluasi dan pengecekan isi dari dokumen rekam medis. Hal ini untuk mencehag kesalahan dalam pencatatan rekam medis.
Hal Penting yang Perlu Diperhatikan Oleh Tenaga RMIK
Selain hal di atas, menentukan sistem penomoran rekam medis juga memberi pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pelayanan instansi kesehatan. Sistem penomoran rekam medis dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
Cara Seri
penomoran dimana setiap pasien yang berkunjung ke rumah sakit atau puskesmas selalu mendapat nomor rekam medis yang baru.
Cara Unit
sistem penomoran yang hanya memberikan satu nomor rekam medis pada 1 pasien.
Cara Seri Unit
pasien datang ke Rumah Sakit, petugas akan memberikan nomor seri. Setelah pasien selesai dirawat, petugas akan memeriksa kembali data pasien untuk memastikan apakah pasien sebelumnya pernah berobat atau tidak.
Dari ketiga sistem tersebut, penomoran cara unit memiliki keefektifan yang lebih baik daripada cara seri maupun cara seri unit.
Peranan rekam medis sangatlah penting dalam mengemban mutu pelayanan medik yang diberikan oleh rumah sakit beserta staf mediknya. Dimana rekam medis merupakan milik rumah sakit yang harus dipelihara karena berfaedah bagi pasien, dokter maupun bagi rumah sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar