Minggu, 04 September 2016

Waspada Bahaya Demam Berdarah di Musim Pancaroba


Penyakit Demam Berdarah Dengue atau yang biasa disingkat dengan DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue ditularkan melalui gigitan Aedes Aegipty atau Aedes Albopictus yang berkelamin betina. Biasanya nyamuk dengan kaki berwarna belang-belang putih ini menggigit manusia pada siang hari.
Oleh karena itu, waspadalah jika menemui nyamuk dengan ciri seperti itu.

Dampak dari penyakit DBD

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) mulai pertama kali di Indonesia yaitu Surabaya dan Jakarta sejak tahun 1968. Penyakit ini tidak hanya sering menimbulkan kejadian luar biasa, tetapi juga menimbulkan dampak buruk sosial dan ekonomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya usia harapan penduduk.
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat dan endemis di hampir seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur. Demam Berdarah Dengue juga sudah menjadi masalah yang rutin dihadapi pada setiap musim hujan. Terutama saat masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan yaitu saat musim pancaroba sampai masuk pada musim penghujan. Angka kesakitan di Jawa Timur cukup tinggi, meskipun jumlah kematian yang terjadi dapat ditekan.

Penyakit DBD di Indonesia yang paling dominan adalah virus dengue tipe 3, yang memiliki dampak menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler serta mengganggu sistem pembekuan darah. Hal inilah yang akan mengakibatkan pendarahan bahkan hingga kematian pada penderita DBD.



Berikut ini jumlah penderita demam berdarah se-Propinsi yang tersebar di Indonesia: 


Berikut ini adalah gambaran jumlah kabupaten/kota terjangkit tahun 2008-2013. Selama periode tahun 2008 sampai tahun 2013, jumlah kabupaten/kota terjangkit DBD cenderung meningkat.


Gejala Demam Berdarah

Perlu diketahui pula, masa tunas / inkubasi terjadi selama 3-15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut :
  • Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari     (38 - 40 derajat Celsius). Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian
  • Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), mimisan (Epitaksis), buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya
  • Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok
  • Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi)
  • Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala
  • Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah


Gejala DBD ditandai dengan demam tinggi dan adanya bintik merah pada tubuh
Penanganan Pemerintah
Kini Pemerintah tengah berkoordinasi dengan negara-negara lain di ASEAN untuk menekan angka pertumbuhan kasus itu. Bahkan Indonesia siap belajar dari Thailand yang terbilang paling sukses menurunkan jumlah korban. Namun upaya tersebut membutuhkan kemitraaan berkesadaran dengan masyarakat.
Agar pemberantasan DBD dapat dilakukan secara rutin dan meluas.
Secara internal, koordinasi antara kementerian dan sinkronisasi program antara pusat dan daerah, juga sudah dilakukan.

Ada baiknya juga masyarakat turut membantu untuk melakukan pencegahan, agar mengurangi resiko terserang gejala demam berdarah terutama pada saat musim hujan. Pencegahan bisa dilakukan bergotong royong melalui kelompok masyarakat, keluarga dan sebagainya. Adapun pencegahan dari penyakit DBD sebagai berikut :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar