Minggu, 25 September 2016

Mengungkap 3 Mitos KELIRU dalam Ilmu Sains

Meski semakin banyaknya penemuan dan canggihnya ilmu pengetahuan, tapi masih ada saja ilmu sains yang dianggap fakta padahal hanya sekedar mitos. Beberapa mitos sains yang dipercaya oleh masyarakat akan diulas disini. Apakah salah satu  berikut merupakan mitos yang selama ini Anda percayai?

Otak kanan-kiri mempengaruhi pemilihan jurusan 

Banyak yang masih percaya tentang pembagian otak kanan-kiri untuk pemilihan jurusan di sekolah maupun kuliah. Munculnya pembagian kerja otak kanan dan kiri dicetuskan oleh Paul Broca, seorang dokter, ahli anatomi sekaligus ahli antropolog berasal dari Prancis. Ia sangat dikenal dengan penelitian tentang pusat produksi berbicara di otak pada bagian lobus frontalis yang dinamakan dengan area broca. Penelitian ini menjadi pemicu pembagian otak kanan dan kiri.

Pada dasarnya memang ada area di otak yang bertanggung jawab untuk hal tertentu seperti visual dan bahasa. Namun, dalam proses berpikir dan menerima input sinyal dari panca indera, otak bekerja secara bersama. Misalnya, pelukis menggunkan otak bagian kanan untuk menerima sinyal warna dan bentuk, tapi dia juga menggunakan otak bagian kiri untuk mengkoordinasikan sapuan kuas di kanvas.

Sayangnya, terkadang pembagian otak kanan dan kiri dijadikan acuan dalam memilih jurusan. Biasanya yang lemah di hitungan, akan dialihkan ke jurusan sosial atau bahasa. Padahal, bagian otak yang bertanggung untuk menghitung trigonometri dan memahami grammar bahasa berada di satu area otak. Intinya dalam pemilihan jurusan adalah orang dapat menjadi ahli dalam bidang terlepas dari dia kuat di bagian otak kanan ataupun kiri, asal mau tekun belajar dan berusaha.

Golongan darah mempengaruhi kepribadian

Pasti Anda sudah pernah membaca artikel atau info tentang pembagian kepribadian berdasarkan golongan darah yang gencar dipublikasikan berbagai sosial media. Mengapa ilmu ini dikatakan sebagai mitos? Karena 4 tipe golongan darah tidak cukup mewakili kepribadian dan karakter manusia yang beraneka ragam. Sayangnya, banyak orang yang menggemari mitos sains ini.

Awal mula munculnya konsep ini yakni sekitar tahun 1880-1920an di Eropa lalu dilanjutkan oleh Takeji Furukawa pada tahun 1927 di Jepang. Idenya kemudian dikembangkan oleh Masahiko Nomi pada tahun 1970 melalui bukunya yang berjudul “Understanding Affinity by Blood Type” dan dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Toshitaka Nomi dan akhirnya sistem pembagian golongan darah ini populer di Jepang.

Seiring dengan perkembangan zaman, banyak bermunculan pula penelitian ilmiah yang telah mematahkan konsep pengelompokan kepribadian berdasarkan golongan darah. Pada dasarnya, secara ilmiah golongan darah ditentukan dari ada atau tidaknya antigen tertentu di permukaan sel darah merah yang berpengaruh pada sistem imun. Sedangkan, kepribadian dipengaruhi oleh kombinasi gen, sirkuit otak, level hormon dan pengaruh lingkungan. 
Ilustrasi : berbagai macam sifat manusia dengan berbagai ekspresi

Wujud zat dibagi menjadi 3 macam

Sejak di pendidikan sekolah dasar, tentu Anda sudah diperkenalkan tentang wujud zat yang dibagi menjadi 3 macam yakni padat, cair dan gas. Padahal, wujud zat sebenarnya ada 4 macam yakni padat, cair, gas dan plasma.

Plasma merupakan gas yang terionisasi dan terjadi pada suhu tinggi. Plasma bereaksi kuat terhadap medan elektromagnet, sehingga berbeda dengan wujud zat padat, cair maupun gas. Plasma merupakan material yang membentuk bintang dan bulan. Plasma juga dapat ditemukan pada arc reactor, iter reactor, dan fusi reactor.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar