Senin, 05 September 2016

Kenali Stroke & Penyembuhannya Melalui Rehabilitasi Fisioterapi


Kesibukan akan rutinitas sehari-hari terkadang menyebabkan manusia lupa untuk menjaga pola makan yang sehat. Alih-alih ingin sesuatu yang cepat dan instan, makanan cepat saji jadi pilihan favorit bagi sebagian masyarakat dengan gaya hidup modern. Tanpa disadari, asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh tidak tercukupi. Ditambah lagi dengan pola hidup yang tidak sehat seperti jarang berolahraga, merokok dan minum minuman beralkohol semakin memperparah kesehatan manusia. Akibatnya, tak jarang penyakit vaskuler dan metabolik seperti hipertensi, stroke dan jantung koroner dapat ditemukan pada usia muda. Penyakit stroke dapat dikategorikan sebagai salah satu penyakit yang menakutkan, karena selain menyebabkan kelumpuhan juga dapat mengakibatkan kematian. Oleh karena itu, kenalilah seluk beluk tentang penyakit stroke agar dapat mencegah munculnya penyakit tersebut.


Keterangan gambar :
1. Joint pain, Frozen shoulder, Rotator cuff injuries
2. Golfers & Tennis elbow
3. Hip pain, Arthritis
4. Wrist pain
5. Knee pain, Sport injury, Arthritis, Ligament injuries
6. Foot pain

Stroke merupakan penyakit yang mengganggu fungsi syaraf otak  secara lokal maupun global. Munculnya stroke bersifat mendadak, cepat dan progresif.  Penyebab stroke ialah adanya gangguan pada aliran pemburuh darah otak. Gangguan tersebut menyebabkan aliran suplai darah ke otak terhenti dan muncul gejala kematian jaringan otak, sehingga penderita stroke mengalami gangguan dalam gerak maupun berbicara. Gejala lain yang ditimbulkan dari stroke antara lain: bicara tidak lancar atau tidak jelas, melemahnya daya ingat, mengalami gangguan penglihatan, kelumpuhan wajah atau anggota badan, dan lain-lain.  Terkadang, munculnya gejala stroke dapat terjadi kurang dari kurun waktu 24 jam. Gejala stroke singkat tersebut dikenal dengan istilah TIA (Transient Ischemic Attack). TIA jika berlangsung sering dan tidak segera dikonsultasikan ke dokter, maka dapat menyebabkan munculnya gejala stroke akut. Lalu faktor-faktor apa sajakah yang dapat menimbulkan risiko munculnya gejala stroke akut maupun TIA?

Selain pola gaya hidup  tidak sehat yang telah disebutkan di awal, ada faktor-faktor lainnya dan dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yakni faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat diubah. Adapun faktor yang dapat diubah atau dikendalikan seperti kebiasaan hidup yang tidak sehat. Lalu, faktor-faktor yang tidak dapat diubah meliputi adanya riwayat keluarga penderita stroke, ras, usia, dan jenis kelamin.

Jumlah Penderita Stroke di Indonesia
Berdasarkan data yang telah dihimpun oleh Badan Litbangkes Kementrian Kesehatan RI , penderita stroke tiap tahun makin bertambah. Pada tahun 2007, jumlah orang mengalami gejala stroke sebanyak 8,3 per 1000 penduduk Indonesia. Lalu di tahun 2013 meningkat jadi 12, 1 per 1000 penduduk atau lebih tepatnya diperkirakan sebanyak 2.137.941 orang.  Diprediksi, jumlah penderita stroke akan meningkat di tahun-tahun mendatang yakni sekitar 25-30 per 1000 penduduk. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel penyebab kematian di Indonesia pada tahun 2013 berikut ini:


Lalu apa yang dapat dilakukan ketika seseorang telah didiagnosa mengidap penyakit stroke? Apakah penyakit stroke dapat diobati? Penyakit stroke dapat diobati dengan konsep terapi stroke mutakhir. Lakukan penanganan cepat ketika seseorang mengalami gejala awal stroke, karena penderita stroke bisa selamat dari kematian dan kecacatan apabila dilakukan penanganan cepat, akurat, dan tepat.

Kenali Stroke dengan F.A.S.T
Gejala stroke dapat dengan mudah dikenali dengan cara melakukan test  FAST. Istilah FAST dirancang oleh National Stroke Association agar masyarakat dengan mudah mengingat, mengenali, dan memberikan respon penanganan apabila diri sendiri atau orang terdekat mengalami gejala awal stroke. FAST merupakan kepanjangan dari:



Banyak persepsi yang salah ketika mengalami gejala stroke, ada beberapa orang menusuk ujung jari dengan jarum agar mendapat kesembuhan. Hal tersebut dapat menyebabkan nyeri yang memicu naiknya tekanan darah dan memperburuk gejala stroke. Selain itu, ada beberapa orang yang meminum ramuan-ramuan tradisional yang dipercaya untuk menyembuhkan atau menghilangkan gejala stroke, sedangkan ada beberapa ramuan yang justru menyebabkan gangguan pembekuan darah dan dapat memperburuk keadaan.
Oleh karena itu, sebaiknya dihindari penggunaan ramuan sebelum diketahui pasti jenis stroke yang diderita dan perlu adanya pengawasan dari dokter.

Rehabilitasi Fisioterapi

Setelah penderita telah ditangani oleh tenaga medis, selain rutin minum obat-obatan yang diberikan oleh tenaga medis, penderita stroke  disarankan untuk menjalani terapi salah satunya ialah fisioterapi (terapi fisik). Tujuan terapi adalah mempercepat pemulihan dan membantu mengurangi kecacatan yang terjadi. Jenis-jenis fisioterapi yang dilakukan tergantung pada tingkat kecacatan yang ditimbulkan akibat stroke.

Umumnya kecacatan yang timbul dapat dikategorikan menjadi 5 (lima) macam, antara lain: gangguan motorik, gangguan perasa termasuk nyeri, gangguan bahasa, gangguan memori, dan gangguan emosi. Untuk mengatasi gangguan-gangguan tersebut maka perlu dilakukan kombinasi fisioterapi seperti terapi fisik, terapi wicara, terapi okupasi, konseling dan bimbingan rohani.  Terapi dapat dilakukan di rumah sakit, klinik maupun rumah dari pasien tersebut.

Terapi fisik atau fisioterapi merupakan bagian dari Tim Rehabilitasi Medik yang berperan dalam melatih pasien yang mengalami gangguan gerak dan masalah otot. Tugas dari Tim Rehabilitasi Medik adalah membantu pasien untuk melakukan latihan penguatan otot, kesimbangan dan koordinasi, peregangan otot, hydrotherapy, dan lain-lain.

Selain melalui bantuan Tim Rehabilitasi Medik atau fisioterapis, terapi fisik juga dapat dilakukan dengan bantuan keluarga pasien. Mintalah bantuan fisioterapis untuk mengajarkan bagaiamana cara terapi fisik yang mudah dan aman bagi pasien. Salah satu terapi fisik tersebut dikenal dengan istilah ROM (Range of Motion) atau Latihan Gerak Sendi.

Ada baiknya sebelum stroke menimpa diri kita, sebaiknya kita melakukan pencegahan. Stroke merupakan hasil dari pola hidup kita. Berikut adalah cara-cara untuk mencegah dan meminimalis munculnya  gejala stroke:
  • Perbaiki pola makanan yang tidak sehat seperti hindari makan makanan gorengan, tidak sehat dan cepat saji. Kenali juga asupan gizi yang dikandung oleh makanan yang akan kita santap agar tubuh kita bisa menerima asupan gizi yang cukup, tidak lebih maupun kurang.
  • Hentikan konsumsi rokok dan alkohol karena akan meningkatkan munculnya resiko stroke.
  • Mengurangi obesitas dengan cara menurunkan berat badan agar ideal sesuai dengan tinggi tubuh
  • Kurangi penggunaan obat-obatan yang mengandung hormon estrogen tinggi
  • Olahraga  teratur
  • Hindari stress berkepanjangan dan istirahat yang cukup
  • Rutin melakukan kontrol ke tempat pelayanan kesehatan


D3 FISIOTERAPI Institut Ilmu Kesehatan


3 th studi | 121 SKS
Terakreditasi B
DM.02.06/III/3/02266/2010


Salah satu prodi yang termasuk dalam Fakultas Ilmu Kesehatan IIK ini memberikan kesempatan bagi Anda untuk menjadi tenaga fisioterapis yang mampu bekerja secara profesional, handal, dan terampil. Prodi ini memiliki sistem perkuliahan modern yang memberikan atmosfer akademik berkualitas bagi perkembangan wawasan keilmuan dunia fisioterapis. Sehingga lulusan dapat menerapkan keahliannya kepada pasien dengan tepat dan akurat. Dengan penerapan  kurikulum KBK yang terdiri dari 60% praktik dan 40% teori menempatkan mahasiswa sebagai tokoh sentral dalam proses belajar mengajar, sehingga keahlian mahasiswa dapat diasah setajam mungkin melalui beragam fasilitas yang telah tersedia di IIK. Adapun fasilitas khusus untuk menunjang pembelajaran fisioterapi  antara lain seperti  Lab. Electrotherapy, Lab. Pediatri, Lab. Terapi Latihan dan Ruang Gymnasium.

Kompetensi D3 Fisioterapi IIK

Program studi D3 Fisioterapi IIK memiliki komitmen untuk membentuk tenaga-tenaga fisioterapis profesional yang mampu:
  • Melaksanakan tugas pengembangan dan pelayanan kebutuhan pasien fisioterapi.
  • Mengelola, memonitor, dan mengevaluasi pelayanan kesehatan di bidang gerak dan fungsi
  • Memahami mekanisme dari latihan dan dapat memahami unsur-unsur alam.
  • Menyelenggarakan dan membina penyebarluasan serta mendidik dan melatih dalam rangka pengembangan SDM di bidang fisioterapi
  • Mengidentifikasikan dan mengkaji masalah serta potensi dalam rangka pelaksanaan penelitian terapan fisioterapi

Proses Pembelajaran Berkualitas

  • Masa Orientasi Mahasiswa baru diawali dengan pembekalan softskill (training: ESQ, leadership, entrepreneur, communication, dan self confidence)
  • Progam Bahasa Inggris secara komperehensif (TOEFL & TOEIC)
  • Praktikum di Laboratorium dengan fasilitas terbaik
  • Mengadakan Kuliah Umum dan Dosen Tamu dari pakar dan praktisi profesional
  • Mengadakan Seminar, Lokakarya, Pelatihan, dan Diskusi interaktif
  • Ekstrakurikuler melalui Unit Kegiatan Mahasiswa
  • Praktek Kerja Lapangan selama 3 bulan di berbagai lembaga kesehatan, meliputi: RSAL Surabaya, RS Gambiran Kediri, RS Ortopedi, YPAC Solo, RS Paru Dungus dan lain-lainya.

Fasilitas & kelengkapan alat fisioterapi yang
mendukung proses pembelajaran

Praktik langsung di Laboratorium Fisioterapi

Mahasiswa sedang melakukan teknik terapi kepada pasien

Tenaga Kerja Fisioterapi di Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar