Senin, 15 Agustus 2016
Plastics: Bad for The Earth, Bad for Us
Plastik sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia modern saat ini. Dimulai sejak era tahun 1940-an dan 50-an, walaupun plastik dianggap berbahaya baik bagi lingkungan maupun kehidupan makhluk hidup.
Setiap tahun masyarakat Indonesia dilaporkan memakai 700 miliar kantong plastik. Berdasarkan perhitungan tersebut, setiap orang Indonesia menggunakan sekitar 700 tas plastik per tahun atau kira-kira dua kantong plastik dalam sehari.
Banyak hal saat ini terbuat dari plastik, mulai dari kantong belanjaan, botol, kaleng, peralatan rumah tangga, cd, pipa, helm, dan masih banyak lagi. Terlepas dari kemudahan dan segala kemudahan serta keuntungan menggunakan plastik, ternyata plastik juga membawa bencana bagi lingkungan termasuk makhluk hidup di dalamnya. Karena sampah kantong plastik tersebut tidak sampai ke tempat pembuangan sampah dan hanya sedikit yang akhirnya dapat didaur ulang. Akibatnya sampah kantong plastik tersebut berakhir di sungai, saluran air got dan drainase, serta tempat-tempat yang menyumbat saluran air. Dan berakibat banjir yang melumpuhkan setiap wilayah di Indonesia.
Bahkan saat kantong-kantong plastik dibuang atau berakhir di laut akan melukai atau membunuh satwa-satwa liar. Mungkin tertelan oleh satwa atau terjerat dalam kumpulan-kumpulan kantong plastik.
Penyebab plastik berbahaya
Berbahayanya plastik terkait erat dengan sifatnya yang non-biodegradable, yakni tak akan pernah bisa diuraikan oleh organisme pengurai di alam. Yang terjadi hanyalah, plastik menjadi potongan-potongan kecil di alam dan itupun memerlukan proses yang sangat lama yang bisa mencapai 1000 tahun, tergantung dari jenis dan kondisi plastiknya. Walaupun plastik menjadi sangat kecil seperti partikel debu, tetap saja ia adalah plastik. Artinya bahan plastik akan selama-lamanya berada di alam, dan akan menimbulkan polusi lingkungan, baik di darat, laut, maupun udara.
Adapun dampak dari plastik yang berakibat pada bumi dan kelestarian makhluk hidup, diantaranya:
1 Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.
2 Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.
3 Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara, jalur air dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu menyuburkan tanah.
4 PCB (Polychlorinated Biphenyl) yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan.
5 Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.
6 Hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik
7 Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.
8 Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai sangat berdampak bagi kehidupan kita karena akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir dan kurangnya air bersih.
Cara mengatasi limbah plastik
Berbagai upaya menekan penggunaan kantong plastik pun dilakukan oleh beberapa negara. Salah satunya dengan melakukan upaya kampanye untuk menghambat terjadinya pemanasan global. Sampah kantong plastik telah menjadi musuh serius bagi kelestarian lingkungan hidup. Jika sampah bekas kantong plastik itu dibiarkan di tanah, dia akan menjadi polutan yang signifikan. Kalau dibakar, sampah-sampah itu pun akan secara signifikan menambah kadar gas rumah kaca di atmosfer.
Dalam menanggulangi sampah plastik beberapa pihak mencoba untuk membakarnya. Tetapi proses pembakaran yang kurang sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan sempurna maka akan menjadi dioksin di udara. Bila manusia menghirup dioksin ini, manusia akan rentan terhadap berbagai penyakit diantaranya kanker, gangguan sistem syaraf, hepatitis, pembengkakan hati, dan gejala depresi. Memang tidak mungkin bisa menghapuskan penggunaan kantong plastik 100%, tetapi mungkin ada beberapa cara untuk mengatasinya.
Kita bisa mulai mengurangi sampah plastik kita dengan bukan tidak memakainya tetapi juga dapat menggantikannya, contohnya:
1 Jangan pakai kantong plastik untuk belanja. Bawa sendiri tas belanjaan yang dapat selalu dipergunakan lagi dan membantu menjaga kelebihan plastik di TPA.
2 Jangan langsung buang botol plastik sesudah minum. Isi air lagi dan pakai kembali, namun perlu diperhatikan dalam penggunaan jangan terlalu sering pula. Kira-kira 5 kali pakai.
3 Bagi yang biasa minum di mobil, siapkan selalu botol yang sudah diisi penuh agar tidak perlu membeli lagi.
4 Jika memiliki wadah dari plastik sisa makanan sebaiknya tidak dibuang. Melainkan dicuci kembali dan digunakan untuk tempat menyimpan makanan.
5 Hindari untuk penggunaan serefoam terlebih untuk pemakaian jangka panjang selain tidak dapat dihancurkan untuk pemakaiannya pun dapat membahayakan tubuh
6 Salah satu yang paling penting, hindari memakan permen karet. Permen karet yang berasal dari getah pohon ini telah mengalami perubahan besar oleh para ilmuwan dengan menciptakan karet sintetis, polietilen dan polivinil asetat pada pembuatannya. Jadi, kita mengunyah plastik beracun karena polivinil asetat diproduksi menggunakan vinil asetat yang merupakan bahan kimia dan dapat menyebabkan tumor pada tikus laboratorium.
7 Menolak penggunaan sedotan. Lebih baik membeli menggunakan gelas dari stainless steel yang dapat digunakan kembali atau dari bahan yang ramah lingkungan.
Solusi terbaik dalam penanggulangan sampah plastik adalah dengan melakukan daur ulang dan menguraikannya. Saat ini sudah ditemukan cara yang tepat dan singkat untuk menguraikan sampah plastik. Yaitu dengan ditemukannya bakteri Pseudomonas sp dan bakteri Sphingomonas sp yang dapat menguraikan sampah plastik dalam kurun waktu singkat berkisar kurang lebih 3 bulan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar