Rabu, 07 September 2016

Mengenal Badak Bercula Satu Lebih Dekat

Badak bercula satu atau lebih dikenal dengan Rhinoceros sondaicus adalah anggota famili Rhinocerotidae. Badak ini pernah menjadi salah satu badak yang paling banyak tersebar di Asia. Meski terkadang disebut "Badak Jawa", binatang ini tidak terbatas hidup di Pulau Jawa saja, tetapi di seluruh Nusantara. Selain itu, badak ini masuk ke genus yang sama dengan Badak India dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Namun, ukuran culanya lebih kecil sekitar 20 cm daripada cula spesies badak lainnya.
Badak bercula satu mempunyai beberapa spesies yang terletak di Indonesia, di antaranya:

Spesies Badak Bercula Satu

  1. Rhinoceros sondaicus sondaicus. Badak ini merupakan tipe subspesies yang diketahui sebagai Badak Jawa Indonesia yang pernah hidup di Pulau Jawa dan Sumatra. Kini populasinya hanya sekitar 40-50 di Taman Nasional Ujung Kulon yang terletak di ujung barat Pulau Jawa.
  2. Rhinoceros sondaicus annamiticus. Badak ini diperkirakan populasinya kurang dari 12 dan hidup di hutan dataran rendah tepatnya Taman Nasional Cat Tien, Vietnam. 
  3. Rhinoceros sondaicus inermis. Badak ini pernah hidup di Benggala sampai Burma (Myanmar), tetapi dianggap punah pada dasawarsa awal tahun 1900-an. Inermis berarti tanpa cula, karena karakteristik badak ini adalah cula kecil pada badak jantan, dan tak ada cula pada betina.

Sifat-Sifat Badak Bercula Satu

Badak bercula satu termasuk dalam kategori binatang tenang ketika mereka berkembang biak dan diasuh oleh inangnya. Kadang-kadang mereka akan berkerumun dalam kelompok kecil untuk mencari air dan kubangan lumpur. Berkubang di lumpur adalah sifat umum semua badak untuk menjaga suhu tubuh dan membantu mencegah penyakit dan parasit.
Badak bercula satu tidak menggali kubangan lumpurnya sendiri dan lebih suka menggunakan kubangan binatang lainnya atau lubang yang muncul secara alami, kemudian badak akan menggunakan culanya untuk memperbesar lubang tersebut.
     

Keberadaan Badak Bercula satu

Di Indonesia, badak bercula satu berada di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) dengan perkiraan jumlah populasi tak lebih dari 60 ekor dan sekitar delapan ekor di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam (2000). Badak Jawa juga dalam kategori sangat terancam atau critically endangered dari badan konservasi dunia IUCN.

Perkembangan Populasi

Pada tahun 1883 Semenanjung Ujung Kulon dihancurkan oleh letusan Gunung Krakatau dan mengakibatkan populasi badak bercula satu berkurang. Pada  tahun 1931, Badak bercula satu berada di ambang kepunahan di wilayah Sumatra. Pada tahun 1967 ketika sensus badak dilakukan di Ujung Kulon, hanya terdapat 25 ekor badak. Di tahun 1980, populasi badak bertambah dan tetap ada pada populasi 50 sampai sekarang. Walaupun badak di Ujung Kulon tidak memiliki musuh alami, mereka harus bersaing untuk memperebutkan ruang dan sumber makanan yang jarang didapatkan oleh banteng liar. Guna mengatasi berkurangnya populasi badak bercula satu, kita sebagai warga Negara Indonesia perlu untuk berinisiatif melakukan beberapa cara agar badak bercula satu tidak semakin punah, di antaranya:
  • Ikut serta meningkatkan pemantauan biologis badak bercula satu
  • Ikut melakukan operasi anti perburuan liar yang semakin gigih
  • Memantau pemulihan spesies agar ada peningkatan yang stabil
  • Menambah tempat penangkaran
  • Jangan mengambil culanya 
  • Jangan merusak dan mengambil tempat tinggalnya

Ciri Fisik Badak Bercula satu

Warna tubuh abu-abu kehitaman. Kulitnya memiliki semacam lipatan sehingga tampak seperti memakai tameng baja.


Memiliki satu cula, panjang ±25 cm (pada betina kemungkinan tidak  tumbuh/ kecil sekali)


Berat badan mencapai 900 – 2300 kg, panjang tubuh ±2-4 m dan tinggi dapat mencapai hampir 1,7 m.


Rupa mirip dengan Badak India namun tubuh dan kepalanya lebih kecil dengan jumlah lipatan lebih sedikit.


Bibir atas lebih menonjol, berfungsi untuk meraih makanan dan memasukannya ke dalam mulut


Sumber Makanan

  • Herbivora (tunas, ranting, daun muda dan buah) 
  • Kebutuhan makanan Badak diperkirakan 50 kg/hari.
  • Badak menjatuhkan pohon muda untuk mendapatkan makanannya dengan bantuan bibir atasnya.

Ancaman

Berkurangnya populasi badak bercula satu diakibatkan oleh perburuan liar yang dilakukan oleh pemburu yang tidak bertanggung jawab. Mereka mengambil culanya yang sangat berharga untuk pengobatan. Selain itu, secara historis kulitnya digunakan untuk membuat baju baja tentara Tiongkok dan suku lokal di Vietnam yang percaya bahwa kulitnya dapat digunakan sebagai penangkal bisa ular. Di sisi lain, hilangnya habitat badak bercula satu diakibatkan oleh pertanian, sehingga menyebabkan berkurangnya populasi Badak Jawa.

Pelestarian Badak Bercula sangat penting dilakukan karena hewan ini termasuk langka di Indonesia
IIK juga ikut berperan dalam upaya pelestarian satwa di Indonesia dengan memiliki Program IIK Peduli “Penyelamatan Satwa Lingkungan” yang bekerjasama dengan Yayasan IAR Indonesia. Yayasan IAR (International Animal Rescue) Indonesia merupakan LSM yang bergerak di bidang penyelamatan satwa, baik satwa domestik maupun satwa liar. Kegiatan utama IAR meliputi 3R yaitu:
  1. Rescue (Penyelamatan)
  2. Rehabilitation (Rehabilitasi)
  3. Release (Pelepasliaran)
Jadilah salah satu orang yang peduli dengan nasib satwa di Indonesia. Kelestarian mereka memberikan banyak manfaat bagi lingkungan kita.

Berbagi dengan sesama dengan IIK Peduli

IIK Peduli berada dalam naungan Institut Ilmu Kesehatan yang dilembagai oleh Yayasan Bhakti Wiyata. Dalam kegiataannya juga bekerjasama dengan organisasi peduli sosial Lions Club
Surabaya Shining.
Nilai-Nilai IIK Peduli, di antaranya:
  • IIK Peduli dikelola oleh seluruh pembina dan pengurus, serta para pihak yang peduli sosial di lingkungan IIK.
  • IIK Peduli mengutamakan transparansi dan kredibilitas disertai dengan ketulusan dan keikhlasan.

Kegiatan IIK Peduli

IIK Peduli mengutamakan kegiatan di bidang sosial kemanusiaan, kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup dan kegiatan tersebut terbagi dalam beberapa fokus kategori.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar