Rabu, 07 September 2016

Kawah Ijen Curi Perhatian Wisatawan dengan Fenomena Blue Fire


Gunung Ijen atau yang lebih dikenal dengan Kawah Ijen adalah salah satu gunung yang masih aktif sampai sekarang. Gunung ini memiliki ketinggian 2.443 m dari atas permukaan laut, berdinding kaldera setinggi 300-500 m dan telah meletus sebanyak empat kali pada tahun 1796, 1817, 1913 dan 1936. Kawah Ijen merupakan kawasan cagar alam dan taman wisata yang dikelola oleh Taman Nasional Baluran dan terletak di antara tiga Kabupaten, yaitu Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi, Jawa Timur.

Akses Menuju Kawah Ijen

Akses menuju Kawah Ijen dapat melalui dari dua arah yaitu:
  • Utara : Situbondo - Sempol (Bondowoso) lewat Wonosari - Paltuding. (total Jarak 93 km dalam waktu 2.5 jam)
  • Selatan: Banyuwangi - Licin - Paltuding (total jarak 33 km).
Sekitar 6 km sebelum Paltuding kita akan melewati jalan yang dinamakan tanjakan erek-erek yang berupa belokan sekaligus tanjakan berbentuk S yang memakan waktu sekitar satu jam,
karena jalanan sering rusak oleh air hujan maupun  truk pengangkut belerang setiap hari.
Oleh karena itu,  disarankan untuk menggunakan Jeep atau mobil berat lainnya.

Tiket Masuk

Di Paltuding kita wajib melaporkan pendakian kepada petugas pos Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA) dan membeli tiket masuk. Tiket masuk untuk wisatawan domestik sebagai berikut:


Di Paltuding Anda dapat menginap dengan biaya sewa yang berlaku di sana atau menyewa sleeping bag jika Anda memerlukannya. Dari sini perjalanan ke Kawah Ijen memakan waktu 2 jam.
Dari Paltuding perjalanan terus menanjak melintasi jalan yang cukup lebar dengan pemandangan hutan alam yang indah .
Diperlukan waktu 1.5 jam maka akan tiba di Pondok Penambangan Belerang. Disana kita dapat membeli makanan dan minuman ringan. Dari Pondok ini diperlukan setengah jam lagi melewati jalan yang datar agar sampai di kawah Ijen.

Potensi Kawah Ijen

Kawah Ijen merupakan pusat danau kawah terbesar di dunia, yang bisa memproduksi 36 juta meter kubik belerang dan hidrogen klorida dengan luas sekitar 5.466 hektar.
Kawah yang berbahaya ini memiliki keindahan yang sangat luar biasa dengan danau belerang berwarna hijau toska dengan sentuhan dramatis dan elok. Danau Ijen memiliki derajat keasaman nol dan memiliki kedalaman 200 meter. 
Kawah Ijen memiliki suhu air 2000 C dan punya kadar ketinggian asam yang sangat tinggi dan kuat sehingga dapat melarutkan pakaian dan jari manusia.

Aktifitas Penduduk

Salah satu yang menjadi perhatian pengunjung di kawasan kawah Ijen adalah adanya penambang belerang tradisional. Mereka sudah biasa mendekati danau untuk menggali belerang dengan peralatan sederhana lalu dipikul dengan keranjang. Para penambang belerang ini mengambil belerang dari dasar kawah. Di sini, asap cukup tebal, namun dengan peralatan penutup hidung seadanya seperti sarung, mereka tetap gigih mencari lelehan belerang. Lelehan belerang didapat dari pipa yang menuju sumber gas vulkanik yang mengandung sulfur. Gas ini dialirkan melalui pipa lalu keluar dalam bentuk lelehan belerang berwarna merah.

Setelah membeku, belerang berwarna kuning. Setelah belerang dipotong, para penambang akan mengangkutnya dengan cara dipikul melalui jalan setapak. Beban yang dipikul cukup berat antara 80-100 kg. Para penambang sudah terbiasa memikul beban yang berat ini sambil menyusuri jalan setapak di tebing kaldera yang begitu curam menuruni gunung sejauh tiga km. Hal ini sudah menjadi salah satu mata pencaharian utama penduduk di sana.

Fenomena Blue Fire

Keistimewaan Kawah Ijen tidak hanya terletak pada kandungan belerang dan sulfurnya saja, tetapi masih ada keistimewaan fenomena lainnya, yaitu Api Biru, atau yang lebih dikenal dengan Blue Fire. Fenomena menarik ini dapat dinikmati saat malam hari yang berlokasi di dasar kawah, di sela-sela batuan belerang. Perjalanan menuju Blue Fire dimulai dari Pos Paltuding menuju puncak Kawah Ijen yang membutuhkan waktu dua jam.
Kemudian dari puncak Kawah Ijen menuju  dasar kawah (Blue Fire) membutuhkan waktu satu jam dengan menempuh jarak sekitar 700m dan kemiringan lereng sekitar 45 derajat.Fenomena Blue Fire muncul akibat dari panasnya belerang yang muncul di permukaan bumi.
Di Indonesia sendiri “Blue Fire” hanya terjadi di Kawah Ijen.
Indonesia patut berbangga hati  karena selain di Kawah Ijen, wisatawan hanya dapat melihat fenomena seperti ini di belahan dunia lain yaitu di Islandia. Ya, hanya dua tempat ini saja yang menawarkan indahnya fenomena Blue Fire .

Penginapan

Anda bermalam di sekitaran Kawah Ijen untuk melihat Blue Fire dengan bantuan dari pemandu wisata terlatih. Di pos akhir Paltuding ada penginapan sederhana yang dikelola Departemen dengan harga yang bervariasi mulai dari kamar seharga Rp 100.000 per malam sampai vila dengan tiga kamar seharga Rp 500.000 per malam. Dari sini Anda tinggal naik ke kawah Gunung Ijen menunggu waktu pagi hari.
Jika Anda ingin menginap di tempat lainnya, disana juga ada guest house milik PTP di Perkebunan Belawan dan Jampit dengan harga mulai Rp 135.000 per kamar per malam.
Tapi dari dua perkebunan ini Anda harus menyewa kendaraan menuju ke pos Paltuding sejauh enam kilometer untuk keperluan mendaki gunung. Namun ada satu hal yang harus menjadi bahan pertimbangan Anda sebelum ke Kawah Ijen, yaitu perhatikan juga kondisi badan agar selalu fit.

Waktu Terbaik

Waktu terbaik untuk berkunjung ke Gunung Ijen adalah di musim kemarau pada bulan Juli sampai September. Pada musim hujan sangat bahaya untuk mendaki karena jalanannya licin. Saat terbaik untuk mendaki gunung pukul 05.000 sampai 06.00 WIB karena di pagi hari matahari belum bersinar terik dan lama perjalanan untuk naik dan turun gunung sekitar empat jam.
Pemandangan di pagi hari lebih indah karena banyak kabut yang menyelimuti gunung dan uap belerang belum berbau.
Api biru hanya dapat dilihat pada dini hari di Kawah Ijen, yaitu pada pukul 01.00-02.00, sebelum matahari terbit.
Puncak momen keindahan Kawah Ijen terletak pada saat matahari sedang berada di belahan bumi lainnya. Warna terang ini berasal dari tingginya suhu yang ada di kawah tersebut.

Kawah Ijen adalah salah satu pesona keindahan alam Indonesia yang luar biasa dan telah memukau banyak wisatawan dari berbagai negara. Anda dapat melihat danau kawah terbesar di dunia yang sangat menakjubkan bersama fenomena api berwarna biru dari belerangnya saat malam hari. Selain menjadi tujuan wisata naik gunung, Kawah ijen juga merupakan tempat penambangan belerang tradisional di area bekas letusan kawah yang sebenarnya masih aktif.


Keterangan gambar :
  1. Salah satu guest house milik PTP di Perkebunan Belawan dan Jampit
  2. Aktivitas penduduk Kawah Ijen yang berprofesi sebagai penambang belerang
  3. Fenomena Blue Fire yang dapat disaksikan saat dini hari


Tidak ada komentar:

Posting Komentar