Mie ayam alami tanpa bahan pengawet, mie wortel |
Jika mendengar kata “wortel”, kita pasti akan langsung teringat pada buah yang berwarna oranye dan bentuknya memanjang, serta salah satunya meruncing. Wortel termasuk dalam tumbuhan sayur. Dalam bahasa latin, wortel dikenal dengan nama daucus carota. Wortel merupakan tumbuhan biennial (siklus hidup 12-24 bulan). Wortel mengandung vitamin A yang baik untuk mata. Mengonsumsi wortel baik untuk penglihatan pada mata, terutama bisa meningkatkan pandangan jarak jauh.
Wortel dapat dimakan dengan berbagai cara.; dimasak sebagai pelengkap bahan sayuran, bisa juga dengan cara dibuat jus wortel. Namun kini penyajian wortel telah berinovasi. Wortel dapat dikonsumsi dengan bentuk mie sekaligus sebagai obat. Inovasi ini dilakukan oleh Dwi Winarno, alumnus Universitas Brawijaya Malang. Ia telah mengembangkan mie wortel ini sebagai makanan yang menyehatkan.
Bagaimana inovasi mie wortel dilakukan? “Bahannya sederhana dan bisa dilakukan oleh siapa saja”. Kata Dwi, baginya untuk menghasilkan mie yang prima membutuhkan teknologi pendukung. Teknologi pendukung tersebut, berupa mixer planetary (alat pengaduk) dan dought sheeter (pemipih adonan) serta cutting griil (alat pemotong) tiga alat ini diciptakan Fakultas Teknik Pangan Unibraw. Dalam hal ini Dwi menjelaskan, produksi mie dengan menggunakan alat tersebut hasilnya jauh berbeda dari segi rasa, kesegaran, serta keawetannya. Sebab dengan alat tersebut, mie yang telah diolah memiliki nilai gizi yang baik. “Mungkin karena hal ini banyak konsumen yang memesan mie wortel”. Menurut pengakuan Dwi.
Bahan untuk membuat mi wortel sebenarnya sangat mudah, di antaranya tepung terigu, wortel, serta sedikit garam. Tidak dengan pengolahannya karena bagi Dwi, untuk pengolahannya sendiri mie wortel jauh berbeda dengan yang lain. Dalam hal ini Dwi lebih mengutamakan kandungan gizi yang diperoleh dari sayur wortel itu sendiri. Mie wortel yang dibuatnya, tanpa menggunakan bahan pengawet dan diproduksi secara halal, serta mengandung pro vitamin A yang cukup tinggi. Itu sebabnya tidak sedikit konsumen yang mengonsumsi mie untuk pengobatan sakit mata. Dwi menjelaskan pula bahwa mie wortel buatannya merupakan satu-satunya mie yang beredar di kota malang.
Tidak diragukan lagi, untuk membuat mie yang sangat menjanjikan omzet besar bagi Dwi ini, ia bekerja sama dengan Fakultas Teknik Pangan Unibraw melakukan berbagai riset selama beberapa tahun.
Setelah banyak diminati oleh mahasiswa, mie wortel mulai dijual keluar dengan model penjualan langsung oleh mahasiswa serta beberapa kelompok binaan Fakultas Teknik Pangan Unibraw. Hasilnya membuat lega Dwi, yang lalu menerima pesanan mie wortel untuk pasar lokal di daerah Malang maupun di daerah lain. Sayangnya Dwi masih merahasiakan omzet penjualannya.
Sejak dibuka program pelatihan pembuatan mie dan pemasarannya bekerja sama dengan Fakultas Teknik Pangan Unibraw, Dwi banyak diundang untuk memberikan pelatihan membuat mie serupa di luar kota Malang. Dalam pelatihan tersebut, tidak sedikit masyarakat yang tertarik untuk memproduksikan serta memasarkan mie wortel tersebut. Diakui pula oleh Dwi bahwa mie ini sangat langka. Hanya saja untuk menghasilkannya dibutuhkan alat tertentu, sehingga harganya pun sedikit mahal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar