Kamis, 14 Agustus 2014

Fitokimia Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia)

Oleh : Wiwik Yuli Setiawati
Staf pengajar SMK Analis Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri | Mahasiswa PPs Biosains UNS Surakarta


Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) adalah tanaman toga yang di gunakan pada masyarakat baik itu untuk bumbu masakan seperti soto, berbagai jenis olahan minuman atau campuran makanan seperti puding, jelly, brownis, roti maupun untuk obat – obatan dari bagian perasan atau ekstrak air buah jeruk nipisnya, bahkan kulit jeruk nipis bisa di manfaatkan sebagai pemanis makanan lainnya.

Jeruk nipis sebagai herbal alami yang berkhasiat sebagai obat batuk, peluruh dahak (mukolitik), penurun panas (antipierutik), diare, menguruskan badan, antiinflamasi, antibakteri serta membantu proses pencernaan. Jeruk nipis juga sebagai anti jerawat yang mengurangi iritasi, pembengkaan kulit dan menetralisir rasa sakit akibat jerawat dan penyembuhan luka agar tidak terjadi abses. Jeruk nipis juga kaya vitamin A dan vitamin C yang berperan sebagai zat antioksidan yang tinggi yang merupakan zat yang mampu menangkal yang mana radikal bebas ini merupakan penyebab utama timbulnya penyakit kanker.

Ratih Diyah Pertiwi (1992) dalam penelitiannya menggunakan ekstrak daun jeruk nipis sebagai antibakteri Escherchia coli, Rahmadani (2012) menggunakan perasan jeruk nipis sebagai anti ketombe, Fitarosana Enda Ambarwati (2012) menggunakan ekstrak jeruk nipis untuk menghambat pembentukan plak gigi, Putri Galuh YR (2009) menggunakan ekstrak daun jeruk nipis sebagai antibakteri propionibacterium acnes (obat jerawat). Pada makalah ini saya ingin membahas air perasan buah jeruk nipis sebagai antibakteri Staphylococcus aureus.   

Selain di Indonesia jeruk nipis juga di kenal di belahan dunia seperti Amerika, maupun Eropa. Asal usul dan penyebaran jeruk nipis dari India Utara yang berbatasan dengan Myanmar atau di Malaysia bagian utara. Tapi ada juga yang bilang bahwa jeruk nipis itu asalnya dari kepulauan di Asia Tenggara. di Indonesia tanaman ini dapat ditemukan pada ketinggian 1-1.000 m dpl.pohon kecil bercabang lebat, tetapi tidak berwarna, tinggi 1,5-3,5 m, batang bulat, berduri pendek, kaku, dan tajam.

NAMA ASING JERUK NIPIS
Zhi qiao (C), acid lime, common lime, sour lime (I), lime acide, limettier (P), somma nao, manao (T), chanh, chanh ta (V).

NAMA SIMPLISIA
Citri aurantifoliae Fructus (buah jeruk nipis).

SIFAT
Buah jeruk nipis rasanya pahit, asam, sedikit dingin.

KANDUNGAN

Struktur molekul limonene

Struktur molekul linalool

Jeruk nipis mengandung minyak terbang limonene dan linalool. Selain itu, juga mengandung senyawa sapoin flavonoid, seperti poncirin, hesperindine, tangeritin, rhoifolin, naringin, Selain itu, jeruk nipis juga mengandung senyawa saponin dan flavonoid yaitu hesperedin (hesperetin 7 rutinosida), tangeritin, naringin, eriocitrin, eriocitrocide. Jeruk nipis juga mengandung 7% minyak essensial yang mengandung citral, limonene, fenchon, terpineol, bisabolene, dan terpenoid lainnya. Asam askorbat, Besi, Fosfor, Kalsium, Mineral, Karbohidrat, Lemak, Protein, Kalori, belerang, asam sitrun, glikosida, damar, minyak atsiri (meliputi: nildehid, aktilaldelhid, linali-lasetat, gerani-lasetat, kadinen, lemon kamfer, felandren, limonen, sitral), asam amino (lisin, triptofan), asam sitrat. Buah masak mengandung synephrine dan N- methyltyramine. Disamping itu, juga mengandung asam sitrat, kalsium, fosfor, besi, dan vitamin (A, B1 dan C), Jeruk nipis juga mengandung 7% minyak essensial yang mengandung citral, limonene, fenchon, terpineol, bisabolene, dan terpenoid lainnya.( Depkes RI (1995)

MORFOLOGI TUMBUHAN JERUK NIPIS

Tumbuhan jeruk nipis

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) termasuk jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar 0,5-3,5 m, tersebar luas di daerah tropis hingga ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut.

Batang pohonnya berkayu ulet, berduri, dan keras. Daunnya majemuk, berbentuk elips dengan pangkal membulat, ujung tumpul, dan tepi beringgit, tulang daunnya menyirip, lebar dengan tangkai bersayap, hijau dan lebar 5-25 mm. Bunganya berukuran majemuk atau tunggal yang tumbuh diketiak daun atau di ujung batang dengan diameter 1,5-2,5 cm. Kelopak bunga berbentuk seperti mangkuk berbagi 4-5 dengan diameter 0,4-0,7 cm berwarna putih kekuningan. Daun mahkota berjumlah 4-5, berbentuk bulat telur atau lanset dengan panjang 0,7-1,25 cm dan lebar 0,25-0,5 cm berwarna putih.

Buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong dengan diameter 3,5-5 cm berwarna (kulit luar) hijau atau kekuning-kuningan. Tanaman jeruk nipis mempunyai akar tunggang. Buah jeruk nipis berbentuk bulat berwarna hijau tua dan berbuah kuning waktu sudah masak, daging buahnya tipis, mengandung banyak cairan yang rasanya sangat asam. Tanaman jeruk umunya menyukai tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung.( http://jeruk nipis.com)
            
   
KHASIAT JERUK NIPIS


Untuk menghilangkan sumbatan vital energi, obat batuk, peluruh dahak (mukolitik), peluruh kencing (diuretik), peluruh keringat, dan membantu proses pencernaan.

MANFAAT JERUK NIPIS
Untuk menghilangkan bau amis atau menjadi penyedap makanan, sari buah sebagai penyedap makanan, untuk dijadikan minuman segar, sebagai campuran jamu maupun obat tradisional, sebagai bahan produk kecantikan, kesehatan, sebagai obat kumur pada penderita sakit tenggorokan, mengandung vitamin C yang sangat bermanfaat bagi tubuh kita. serta dapat membersihkan karat pada bahan logam atau wadah kotor. Disamping itu juga dapat digunakan sebagai campuran jamu maupun obat tradisional.

BUAH JERUK NIPIS DI GUNAKAN UNTUK PENGOBATAN
Influenza, batuk, lendir ditenggorokan, demam, panas pada malaria, melangsingkan badan, ketombe, menambah stamina, dan haid yang tidak teratur. (Karina, Anna.2012)

MEKANISME KERJA PERASAN JERUK NIPIS TERHADAP BAKTERI Staphylococcus Aureus
Dengan cara mendenaturasikan protein dan merusak membran sitoplasma sel. Ketidakstabilan pada dinding sel dan membran sitoplasma bakteri menyebabkan fungsi permibilitas selektif, fungsi pengangkutan aktif, pengendalian susunan protein sel terganggu. Selain itu keasaman pada buah jeruk nipis disebabkan oleh kandungan asam organik berupa asam sitrat dengan konsentrasi yang tinggi juga dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphyloccocus aureus. ( Noto Admojo,2010)

PERLAKUAN JERUK NIPIS DAN PENELITIAN
Pada penelitian ini buah jeruk nipis yang digunakan adalah jeruk nipis dengan ciri-ciri : kulit buah tampak kehijauan, dan berukuran besar (4 cm).

Buah jeruk nipis dicuci bersih kemudian dipotong dan diambil air perasan dengan cara disaring untuk memisahkan air dan ampasnya, kemudian dilakukan pengenceran dimulai dari konsentrasi 20%, 40%,60%, 80%, dan 100%. Penelitian dilakukan dengan metode difusi cakram (paper disk).


Daftar Pustaka

Superprima. 2010. Keunggulan Obat Herbal.
http://www.superprima.net/index.php?option=com_content&view=article
&id=44:7-keunggulan-obat-herbal-&catid=18:artikel-kesehatan/. Diakses
30 Desember 2012. Pukul 09.00 wib.

Anonimus. http://queenofsheeba.wordpress.com/2008/07/22/bakteristaphylococcus-
aureus/. Diakses tanggal 2 Desember 2012. Pukul 08.00 wib

Ahira,Anne.2007.Bakteri Staphylococcus aureus.
http://www.anneahira.com/bakteri-staphylococcus-aureus/. Diakses 2
Desember 2012. Pukul 08.00 wib

Karina, Anna.2012.Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis.Surabaya: Stomata.Hal:
7, 12, 13, 17, 20, 36, 78, 92.

Khasiat Jeruk Nipis
http://www.pdpersi.co.id/conten/nprint.php?nid=813
Jawetz, Melnick & Adelberg (2004). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Hal: 225, 227, 229, 234, 235.

Jeruk Nipis
http//jeruk nipis.com

Jawetz, Melnick & adelberg (2005). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: ECG.
Hal: 324

Chatib Warsa, Usman (1998). Buku Ajar Mikrologi Kedokteran Edisi Revisi.
Jakarta: Binarupa Aksara, Hal: 70, 71, 72, 73.

Depkes RI (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV, Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Hal: 889.

Lay, Bibiana W (1994). Analisis Mikroba Di Laboratorium. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.Hal:72.

Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Rosenbach.1884.Staphylococcus.http://id.wikipedia.org/wiki/Staphylococcus
(Diakses tanggal 15 Januari 2011)

Warsa,Usman Khatib.1994.Mikrobiologi Kedokteran Edisi revisi.Jakarta:Binarupa Aksara.Hal:43,44,45.

1 komentar: